Pengertian Pragmatik dalam Linguistik
Pragmatik merupakan salah satu cabang dalam linguistik yang berfokus pada makna dan penggunaan bahasa dalam konteks sosial. Berbeda dengan sintaksis dan semantik yang lebih berorientasi pada struktur dan arti kata-kata, pragmatik menyoroti bagaimana konteks dan situasi memengaruhi cara kita berkomunikasi. Dalam interaksi sehari-hari, konteks komunikasi dapat sangat menentukan bagaimana pesan diterima dan dipahami oleh lawan bicara.
Contoh yang sederhana adalah ketika seseorang mengatakan “Bisa tolong pass the salt?” dalam suatu pertemuan makan. Kalimat ini bukan sekadar meminta garam, tetapi juga mengekspresikan sebuah harapan agar orang yang diajak bicara mau membantu. Dalam konteks ini, penggunaan ungkapan peri sosial menekankan hubungan antar individu serta norma-norma sosial yang berlaku.
Konteks dan Makna
Konteks di mana komunikasi terjadi sangat mengekspresikan makna yang terkandung dalam ucapan. Pragmatik memperhatikan elemen-elemen seperti siapa yang berbicara, kepada siapa, dan dalam situasi seperti apa. Misalnya, ketika seorang guru berkata, “Saya harap kalian tidak terlambat,” kepada muridnya di kelas, kalimat tersebut mungkin terdengar sebagai permohonan yang tidak bersifat mendesak. Namun, jika kalimat yang sama diucapkan dalam rapat dengan jam yang sudah ditentukan, makna di balik perkataan itu bisa jadi lebih tegas dan mendesak.
Situasi juga berperan penting dalam pragmatik. Anggaplah ada seseorang yang mengatakan “Ayo, kita pergi ke pantai!” saat cuaca cerah dan bersahabat. Ini jelas merupakan undangan. Namun, jika seseorang mengucapkan kalimat yang sama saat hujan deras, maknanya bisa berubah menjadi sarkasme atau hanya sekadar sebuah pernyataan tanpa niat untuk mengajak.
Deiksis dalam Pragmatik
Salah satu konsep penting dalam pragmatik adalah deixis, yaitu kata-kata yang bergantung pada konteks untuk mendapatkan maknanya. Deiksis mencakup kata ganti, lokasi, dan waktu. Misalnya, kata “saya” dapat merujuk pada orang yang berbicara, tetapi artinya berubah tergantung siapa yang mengucapkannya.
Ketika seseorang berucap, “Dia ada di sini,” kata “di sini” hanya relevan bagi orang yang berada di lokasi itu. Jika kalimat tersebut diucapkan oleh seseorang di Jakarta, “di sini” akan merujuk pada Jakarta. Namun, jika diucapkan oleh orang lain di Bali, makna “di sini” berubah sesuai konteks lokasi. Ini menunjukkan betapa pentingnya konteks dalam memahami pesan yang disampaikan.
Implikatur dalam Berkomunikasi
Implikatur juga merupakan aspek penting dalam pragmatik. Ini adalah apa yang disiratkan oleh pembicara tanpa harus diucapkan secara langsung. Misalnya, jika seseorang dalam sebuah pesta berkata, “Wow, banyak sekali makanan,” mungkin ia tidak hanya sekadar mengomentari jumlah makanan, tetapi juga secara implisit menyiratkan harapan agar ditawari makanan.
Contoh lainnya bisa dilihat dalam percakapan sehari-hari. Saat seseorang mengatakan, “Kalau hujan, saya tidak jadi pergi,” ia tidak hanya menginformasikan kondisi cuaca, tetapi juga menyiratkan kemungkinan pembatalan rencana yang telah ada sebelumnya. Dalam contoh ini, pendengar perlu menangkap maksud yang lebih dalam dari pernyataan tersebut untuk benar-benar memahami apa yang ingin disampaikan.
Kesulitan dalam Memahami Pragmatik
Membaca situasi dan menafsirkan konteks tidak selalu mudah. Terkadang, orang dapat mengalami kesalahan dalam penafsiran karena latar belakang budaya atau pengalaman yang berbeda. Misalnya, di beberapa budaya, berbicara langsung dianggap sebagai tanda keterbukaan, sedangkan di budaya lain, pendekatan yang lebih halus dan implisit mungkin lebih dihargai. Ketidakpahaman terhadap norma-norma pragmatik ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi antar individu dari latar belakang yang berbeda.
Sebagai contoh, dalam interaksi antara dua rekan kerja dari latar belakang budaya yang berbeda, pernyataan yang dianggap sopan oleh satu pihak dapat dipersepsikan sebagai ketidakjujuran atau bahkan kebohongan oleh pihak lain. Oleh karena itu, kesadaran akan aspek pragmatik dalam komunikasi sangat penting untuk menghindari kesalahan interpretasi yang dapat memengaruhi hubungan sosial.
Dengan demikian, pragmatik menawarkan wawasan yang mendalam tentang bagaimana makna dibentuk dan dipahami dalam konteks, memungkinkan kita untuk berkomunikasi secara lebih efektif dan sensitif terhadap berbagai situasi.